Skip to main content

Politik : Rieke Komentar tentang hari IBu

Menengok ulasan Rieke dalam seminar tentang kewanitaan di graha kartini malang kemarin tanggal 19 April 2011 hari sebuah momentum untuk menyongsong hari kartini esok hari pada tanggal 21 April. Dalam seminar tersebut sebagaimana dilansir di halaman Radar malang Jawa Pos disebutkan bahwa Rieke berpendapat hari Ibu tanggal 22 Desember seharusnya bukan dinamakan hari ibu tetapi hari kebangkitan politik wanita, yaitu sebagai momentum untuk menyerakan posisi wanita setara dengan pria atau yang lebih keren disebut emansipasi wanita.

Lebih jauh Rieke menyatakan bahwa saat ini emansipasi wanita di Indonesia belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, terbukti dengan kuota 30% kursi parlemen yang seharusnya diisi oleh Wanita ternyata tidak kuat hingga 30 %.


Melihat fenomena tersebut jelaslah seoerang Rieke yang notabene sebagai wanita karir yang menekuni dunia politik di bawah naungan PDI-P getol menyuarakan persamaan gender antara wanita dan pria meskipun sudah menjadi rahasia public bahwa kekuatan pria dan wanita tidak dapat disetarakan pada beberapa titik. Seperti halnya kekuatan fisik, wanita tidak sepenuhnya mampu mengimbangi kekuatan fisik pria pada banyak hal, seperti konsistensi power ketika bekerja, stabilitas emosi, dan pola pikir yang menggantung dalam keluarga. Dan masih banyak lagi….

Meskipun ada juga yang getol dan memaksa kesamaan tersebut, tetap akan susah atau tidak mungkin kesetaraan itu akan terjadi. Satu sample saja, tentang sholat, wanita akan libur sholat minimal satu hari dalam satu bulan, dari sini saja wanita memang sudah ditakdirkan untuk tidak disamakan dengan laki-laki.

Sehingga usaha keras Rieke untuk menyurakan persamaan gender bukanlah sebuah usaha untuk mencapai hasil kesamaan gender antara laki-laki dan wanita, tetapi usaha untuk memberikan semangat kepada para wanita Indonesia untuk giat bekerja dan berkarir sesuai dengan kapasitasnya masing-masing, perkara persamaan gender hanyalah sebagai pembanding untuk menimbulkan nuansa kompetisi yang harapannya sehat antara laki-laki dan wanita.



Comments

Popular posts from this blog

Seni Rupa: Konsep Berkarya Seni

Konsep adalah gambaran awal tentang sesuatu atau disebut sebagai teori awal yang mendasari suatu kegiatan (aktivitas). Setiap orang memiliki konsep yang berbeda mengenai seni rupa. Terciptanya karya seni melalui beberapa tahap yang tidak dapat terpisahkan, yakni sebagai berikut : Lukisan Anak-anak, diambil dari Jusmani a. Konsep Seni yang Berada dalam Tahapan Aktivitas Jiwa Proses pembentukan ide berasal dari penangkapan perasaan terhadap alam (sebagai objek) yang berinteraksi (mereaksi) dengan pertimbangan cita dan rasa seni seseorang. Hal ini, memunculkan ide seseorang untuk diekspresikan kedalam karya seni. b. Proses Ekspresi atau Proses Penuangan Ide Proses ekspresi atau proses penuangan ide ke dalam bentuk atau wujud karya seni adalah memuat tentang kreativitas masing-masing seniman atau pencipta seni (proses ekspresi atau proses perwujudan atau visualisasi). Oleh karena itu, konsep berkarya seni rupa sangat baku dan merupakan penentu terciptanya karya seni. Setiap

Seni Rupa : Keragaman gaya dan Aliran Seni Rupa

Gaya dalam seni rupa berhubungan erat dengan unsur kreativitas yang terdapat di setiap karya seni. Selain itu juga, bergantung pada pemilihan atau pengolahan bahan, bentuk, dan teknik berkarya. Pemilihan atau pengolahan bahan, bentuk dan teknik berkarya tersebut memunculkan aliran dalam seni rupa, antara lain : Gaya Primitif Seni rupa gaya primitif memiliki ciri-ciri, antara lain sebagai berikut : a. Seni rupa gaya primitif masa awal (masa prasejarah) tercipta bukan untuk keindahan, tetapi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kepercayaan. b. Karya seni rupa ini digunakan dalam upacara ritual atau kepercayaan. c. Bentuk karya seni rupa gaya ini terkesan misteri (kerahasiaan), magic (hal gaib), dan makna lambang. Bentuk karya seni rupa gaya primitif kebanyakan bersifat a. tercipta dengan ekspresif (penuh emosional atau ungkapan perasaan) b. proporsi bentuk tidak sempurna atau tidak wajar, penuh distorsi (pengeliatan, penyangatan, dan pengurangan) atau dilebih-lebihkan. c. karya yang d

5 Kriteria KArya Seni Rupa Terapan Yang Baik

Berikut adalah kriteria karya seni rupa terapan yang baik yaitu: Ide Seseorang dalam menanggapi alam akan timbul kekaguman terhadap keindahannya sehingga muncul gagasan untuk menuangkan ke dalam karya seni rua. Suatu kondisi pribadi dan status seseorang karena pengalaman yang berbeda-beda menentukan persepsi baru. Setiap pribadi yang terbentuk dengan kukuh dan kuat dibina oleh unsur-unsur dari dalam (internal) dan unsur-unsur dari luar(ekesternal). Seorang seniman bermutu akan menghasilkan karya khas pribadi dengan simbol pribadinya. Dengan demikian simbol tersebut dapat ditangkap oleh orang di sekitarnua sehingga menjadi suatu karya seni yang berbobot dan komunikatif. Kreativitas Penciptaan karya seni dengan menwujudkan sesuatu yang belum pernah ada, mempunyai arti dan nilai baru disebut kreativitas. Daya kreasi yang kuat berarti kekuatan menciptakan hal-hal baru dalam karya seni rupa yang baik akan terkandung unsur kreativitas yang kuat. Komposisi Karya yang baik memili