Skip to main content

Hukum Hadiah Perlombaan

Permasalahan

Dalam kegiatan untuk memeriahkan hari ulang tahun RI ke 58, banyak warga mengadakan lomba-lomba yang mana biaya untuk hadiah tersebut yang dikeluarkan berasal dari peserta lomba atau berasal dari setiap kepala keluagra yang akan menjadi peserta lomba warganya diwajibkan, seperti lomba jalan santai nantinya mendapat hadiah sepeda motor, televisi dan lain-lain. Dalam hal ini sering sekali dilakukan oleh masyarakat khususnya orang Islam dan ini sangat membudaya sekali. Yang saya ketahui bahwa lomba dengan model itu adalah hukumnya haram dan termasuk judi seperti yang telah dijelskan pada rubrik bahtsul masail Muktamar XXX NU di PP Lirboyo di majalah Aula no. 03/ Tahun XXII Maret 2002.
Apakah lomba yang diadakan tersebut hukumnya judi (haram), apabila haram apakah peserta lomba atau kepala keluarga tersebut ikut menanggung dosa padahal dia diwajibkan untuk mengikuti lomba tersebut dan mengapa para ulama tidak melarangnya?

Jawaban

Yang anda maksud mungkin Aula edisi Maret 2001, keputusan tersebut jelas-jelas mengkatagorikan praktek seperti yang anda maksud adalah memang termasuk judi. Dengan demikian seluruh yang terkait dengan kegiatan tersebut terkena dosa karena berdiam dari kemaksiatan tanpa ada udzur termasuk maksiat lisan. Kita juga tidak bisa beralasan karena diwajibkan, karena Rasulullah SAW, pernah bersabda bahwa kita memang harus taat dan patuh kepada pemerintah tetapi tidak dalam masalah kemaksiatan. Namun bila anda mencermati keputusan tersebut, Ulama tidak hanya mengharamkan, tetapi juga memberikan solusi.

Dasar Pengambilan

Isy’adurrofiq juz 2 halaman 100

(كُلُّ مَا فِيْهِ قِمَار) وَصُورَتُهُ المُجْمَعْ عَلَيْهَا أَنْ يَخْرُجَ العِوَضُ مِنَ الجَانِبَيْنِ مَعَ تَكَافُئِهِمَا وَهُوَ المُرَادُ مِنَ المَيْسِرُ فِى الآيَة
Artinya: (Setiap apa yang padanya terdapat perjudian) Dan bentuknya yang sudah disepakati adalah apabila dikeluarkan sejumlah uang pengganti dari kedua belah fihak dengan jumlah yang sama. Dan inilah yang dimaksudkan dengan judi dalam ayat.

Hadits Bukhari Muslim

عَلَى المَرْءِ المُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيْمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ إِلاَّ أَنْ يُؤْمَرُ بِمَعْصِيَةٍ فَلاَ سَمْعَ وَلاَ طَاعَةَ. رَوَاهُ البُخَارِى وَ مُسْلِم
Wajib atas seorang muslim patuh dan taat (kepada pemerintah) mengenai apa saja yang ia suka dan ia benci, kecuali bila ia disuruh maksiat, maka tidak wajib mendengarkan dan tidak wajib taat. Hadits Riwayat Bukhari Muslim.



Comments

Popular posts from this blog

Seni Rupa: Konsep Berkarya Seni

Konsep adalah gambaran awal tentang sesuatu atau disebut sebagai teori awal yang mendasari suatu kegiatan (aktivitas). Setiap orang memiliki konsep yang berbeda mengenai seni rupa. Terciptanya karya seni melalui beberapa tahap yang tidak dapat terpisahkan, yakni sebagai berikut : Lukisan Anak-anak, diambil dari Jusmani a. Konsep Seni yang Berada dalam Tahapan Aktivitas Jiwa Proses pembentukan ide berasal dari penangkapan perasaan terhadap alam (sebagai objek) yang berinteraksi (mereaksi) dengan pertimbangan cita dan rasa seni seseorang. Hal ini, memunculkan ide seseorang untuk diekspresikan kedalam karya seni. b. Proses Ekspresi atau Proses Penuangan Ide Proses ekspresi atau proses penuangan ide ke dalam bentuk atau wujud karya seni adalah memuat tentang kreativitas masing-masing seniman atau pencipta seni (proses ekspresi atau proses perwujudan atau visualisasi). Oleh karena itu, konsep berkarya seni rupa sangat baku dan merupakan penentu terciptanya karya seni. Setiap

Seni Rupa : Keragaman gaya dan Aliran Seni Rupa

Gaya dalam seni rupa berhubungan erat dengan unsur kreativitas yang terdapat di setiap karya seni. Selain itu juga, bergantung pada pemilihan atau pengolahan bahan, bentuk, dan teknik berkarya. Pemilihan atau pengolahan bahan, bentuk dan teknik berkarya tersebut memunculkan aliran dalam seni rupa, antara lain : Gaya Primitif Seni rupa gaya primitif memiliki ciri-ciri, antara lain sebagai berikut : a. Seni rupa gaya primitif masa awal (masa prasejarah) tercipta bukan untuk keindahan, tetapi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kepercayaan. b. Karya seni rupa ini digunakan dalam upacara ritual atau kepercayaan. c. Bentuk karya seni rupa gaya ini terkesan misteri (kerahasiaan), magic (hal gaib), dan makna lambang. Bentuk karya seni rupa gaya primitif kebanyakan bersifat a. tercipta dengan ekspresif (penuh emosional atau ungkapan perasaan) b. proporsi bentuk tidak sempurna atau tidak wajar, penuh distorsi (pengeliatan, penyangatan, dan pengurangan) atau dilebih-lebihkan. c. karya yang d

5 Kriteria KArya Seni Rupa Terapan Yang Baik

Berikut adalah kriteria karya seni rupa terapan yang baik yaitu: Ide Seseorang dalam menanggapi alam akan timbul kekaguman terhadap keindahannya sehingga muncul gagasan untuk menuangkan ke dalam karya seni rua. Suatu kondisi pribadi dan status seseorang karena pengalaman yang berbeda-beda menentukan persepsi baru. Setiap pribadi yang terbentuk dengan kukuh dan kuat dibina oleh unsur-unsur dari dalam (internal) dan unsur-unsur dari luar(ekesternal). Seorang seniman bermutu akan menghasilkan karya khas pribadi dengan simbol pribadinya. Dengan demikian simbol tersebut dapat ditangkap oleh orang di sekitarnua sehingga menjadi suatu karya seni yang berbobot dan komunikatif. Kreativitas Penciptaan karya seni dengan menwujudkan sesuatu yang belum pernah ada, mempunyai arti dan nilai baru disebut kreativitas. Daya kreasi yang kuat berarti kekuatan menciptakan hal-hal baru dalam karya seni rupa yang baik akan terkandung unsur kreativitas yang kuat. Komposisi Karya yang baik memili