Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2018

Seni Grafis: Analisis Formal Hegemoni Teknologi

1.Model analisis Model Analisis yang digunakan dalam proses penganalisaan karya seni grafis yang berjudul “ Hegemoni TEknologi “ ini menggunakan model yang dicetuskan oleh Feldman dalam buku “ Kritik Seni “. Model ini memiliki 4 tahapn analisis yaitu diskripsi, analisis formal, interpretasi, dan evaluasi atau keputusan. Sebenarnya penjabaran dengan model demikian memungkinkan adanya overlaping, sekalipun demikian secara fundamental operasinya berbeda. Model ini menerapkan pola pengembangan dari tahapan yang bersifat khusus ke yang umum. Tahapan dibuat demikian karena analisis atau kritik itu bersifat empiric bukan deduktif. Tahapan khusus adalah tahapan yang berpusat pada fakta visual yang khusus, sedang tahapan umum merupakakn tahapan pengklonkusian data dan fakta secara keseluruhan. 2.Analisis karya 2.1.Diskripsi Judul                      : “ Hegemoni Teknologi “ Media                     : Kanvas Ukuran                   : 85 x 100 cm Seniman                 : A.C.

Seni Grafis atau Printmaking Teori Umum

In printing, ink is transferred to paper from another material, usually a metal plate or a wooden block. If the plate or block has been worked so it will receive ink in the same way each time it is applied, then there is a matrix and more than one print can be made. Before electrostatic, ink jet, and other new ways of printing were invented for use with computers, everything was printed in one of only four ways:relief, intaglio, stencil, and planographic. The matrix, or ink-holding surface, is different for each one. In relief printing (woodcut) the ink sits on the top surface of a plate or block that has been carved. In intaglio (etching and engraving) the ink sits in the grooves. In stencil printing (silkscreen) there is a hole cut in the matrix and ink is pushed through it. In planographic printing (lithography) the matrix is flat, and the printing part is treated to hold ink, the other parts to repel it. diadopsi dengan kasar dari, http://www.crownpoint.com/page/pr

Jepret Karya Seni grafis Cetak Tinggi-busa ati

Berikut adalah hasil jepret dengan menggunakan kamera HP Samsung Lakota C3322 dengan resolusi 2 megapixel, sangat kecil sih,,,namun secara visual minimal dapat dilihat hasilnya. karya-karya ini adalah buatan siswa kelas 8 MTsN Kunir kelas Regular. Warna yang digunakan adalah kolaborasi dari warna merah, kuning, dan hijau. Keterbatasan warna dikarenakan cat yang digunakan harus impor dari malang, di seantero Blitar Raya Cat Cetak sulit didapatkan. Bahan yang digunakan adalah Busa Ati, dengan teknik Cetak Tinggi, Bagi yang belum mengenal teknik cetak tinggi dapat membaca lebih lanjut di Sini. Seni Grafis VIEW SLIDE SHOW DOWNLOAD ALL

Berkarya Seni Grafis Cetak Tinggi- busa ati

Berkarya seni grafis termasuk dalam berkarya seni rupa yang memerlukan teknik yang jeli dan kesabaran ekstra. Pengertian seni grafis sendiri sebagaimana tersurat di Wikipedia Indonesia, seni grafis adalah seni cetak dengan prinsip perulangan atau dapat digandakan sebanyak diperlukan dengan bentuk dan ukuran yang sama. Beberapa teknik seni grafis adalah teknik cetak tinggi, cetak dalam, cetak saring, dan cetak datar. Dari keempat teknik tersebut teknik yang jarang digunakan dalam berkarya seni grafis adalah teknik cetak datar, hal ini dikarenakan cetak datar konvensional menggunakan batu Litho yang tidak mudah didapatkan. Beragam teknik seni grafis tersebut, diadopsi oleh Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia untuk dimasukkan dalam materi berkarya seni di tingkat SMP/MTs kelas VIII semester genap pada kurikulum KTSP, sedang untuk kurikulum 2013 seni grafis akan diajarkan pada kelas IX semester genap. Di MTsN Kunir, selama 3 minggu kelas VIII telah berpraktek ria, be

Praktek Seni Grafis Cetak Tinggi

Dalam beberapa minggu ke depan,tepatnya 3 minggu ke depan MTsN Kunir pada umumnya dan materi seni budaya kelas 8 pada khususnya akan melaksanakan praktikum berkarya seni grafis teknik cetak tinggi dengan memanfaatkan media busa ati atau spon ati. Dalam berkarya seni grafis nantinya anak-anak akan mengekspresikan diri membuat karya seni grafis cetak tinggi dengan mengkolaborasikan 3 warna yaitu, merah, kuning , dan hijau. Ketiga warna ini dikenal dengan warna rastafara. Seni grafis diperkanalkan kepada siswa karena seni grafis mempunyai nilai positif yang tidak dimiliki oleh cabang seni murni lainnya. Diantara nilai positif tersebut, seni grafis akan melatih siswa untuk bersabar dan berkreasi dengan tanpa pantang menyerah. Hal ini didasarkan atas karya seni grafis tidak dapat jadi bila tanpa melalui beberapa fase atau tahap berkarya, bahkan seni grafis itu terkenal dengan seni cetak yang sangat rumit dan menantang kesabaran. Sehingga dalam perkembangannya seni grafis ini jarang diminat