Skip to main content

Opini: Lanang Wadon Jatuh Hati

LAnang karo wadon podho keluyuran
pamit nang tuwo jare pengajian
Ing nyatane malah dho pacar-pacaran
budal soko ngaji dho bonceng-boncengan


lanang karo wadon manggon sepi-sepi
nyanding senggal-senggol koyo kebo sapi
ngono kuwi duso nurut poro nabi
ojo diterusno yen durung dirabi


(klik DI SINI untuk download Sya'ir MP3nya-Sholli wasalim)

Lanang Wadon Jatuh Hati-syair ini sangat mencengangkan, betapa tidak yang tergambar dalam kutipan syair ini sungguh hal umum terjadi di lingkungan masyarakat terutama lingkungan pendidikan. fenomena boncengan lanang wadon bukan muhrim memang telah membahana, entah itu dianggap teman, sahabat, pacar, rekan bisnis, membantu, dsb. anggapannya itu adalah hal yang wajar, boleh dan malah akan dicela bila tidak berboncengan lanang wadon, dengan dalih kasihan yang wadon bila sendirian, atau wadon sama wadon, lebih aman bila di bonceng oleh lanang.

bila ditelisik lebih jauh, mengapa syair ini sungguh mensayat hati? menurut hemat penulis, hal ini disebabkan boncengan itu merupakan tingkah awal untuk hal-hal yang mengundang nafsu syahwat yang lebih besar dan berbahaya tentunya bagi kekuatan iman.

(klik DI SINI untuk download Sya'ir MP3nya-Sholli wasalim)


dengan berboncengan, kedekatan yang biasanya hanya bisa di lakukan di tempat sepi bisa dilakukan secara fair di atas motor saat kecepatan melaju pesat. kedekatan ini secara signifikan akan melahirkan syahwat yang cukup mengundang hal-hal lain yang sifatnya negatif. minim akan merasa nyaman dan aman bila dibonceng, selanjutnya akan sedikit ketagihan, dan berlanjut pada jalan-jalan yang dimaksudkan untuk senang-senang bukan lagi lihat pengajian atau berangkat sekolah.

(klik DI SINI untuk download Sya'ir MP3nya-Sholli wasalim)


lambat laun hati yang fitroh teracuni oleh rasa cinta sesaat, cinta buta, cinta yang menikmatkan. terus berkembang, jalan-jalan boncengan ke tempat-tempat yang belum pernah di singgahi, makan makanan yang belum pernah dimakan, dan bertindak yang belum pernah dilakukan minim senggal-senggolan. bila telah sampai fase ini, hidup seakan fly..terbang...nikmatnya cinta..kala orang-orang...

(klik DI SINI untuk download Sya'ir MP3nya-Sholli wasalim)


waktu berjalan, muncul goncangan hati, kebimbangan mulai merasuk. kecemburuan semakin menjadi, hati rasanya was-was cemas, takut, g ada tenangnya...ingin selalu bersama,lanang karo wadon, agar tidak diserobot orang lain. bila fase ini dapat bertahan, tekanan batin mesti terus dirasakan kecuali bagi yang sudah pengalaman, hingga akhirnya menikah nantinya. bila tidak mampu bertahan, akan lahir istilah sang mantan.

(klik DI SINI untuk download Sya'ir MP3nya-Sholli wasalim)


semua itu, ya..begitulah,.,.,.semoga kita bisa lebih menikmati hidup ini dengan cara yang saeeeeeeeeeeeee....

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Seni Rupa: Konsep Berkarya Seni

Konsep adalah gambaran awal tentang sesuatu atau disebut sebagai teori awal yang mendasari suatu kegiatan (aktivitas). Setiap orang memiliki konsep yang berbeda mengenai seni rupa. Terciptanya karya seni melalui beberapa tahap yang tidak dapat terpisahkan, yakni sebagai berikut : Lukisan Anak-anak, diambil dari Jusmani a. Konsep Seni yang Berada dalam Tahapan Aktivitas Jiwa Proses pembentukan ide berasal dari penangkapan perasaan terhadap alam (sebagai objek) yang berinteraksi (mereaksi) dengan pertimbangan cita dan rasa seni seseorang. Hal ini, memunculkan ide seseorang untuk diekspresikan kedalam karya seni. b. Proses Ekspresi atau Proses Penuangan Ide Proses ekspresi atau proses penuangan ide ke dalam bentuk atau wujud karya seni adalah memuat tentang kreativitas masing-masing seniman atau pencipta seni (proses ekspresi atau proses perwujudan atau visualisasi). Oleh karena itu, konsep berkarya seni rupa sangat baku dan merupakan penentu terciptanya karya seni. Setiap

Seni Rupa : Keragaman gaya dan Aliran Seni Rupa

Gaya dalam seni rupa berhubungan erat dengan unsur kreativitas yang terdapat di setiap karya seni. Selain itu juga, bergantung pada pemilihan atau pengolahan bahan, bentuk, dan teknik berkarya. Pemilihan atau pengolahan bahan, bentuk dan teknik berkarya tersebut memunculkan aliran dalam seni rupa, antara lain : Gaya Primitif Seni rupa gaya primitif memiliki ciri-ciri, antara lain sebagai berikut : a. Seni rupa gaya primitif masa awal (masa prasejarah) tercipta bukan untuk keindahan, tetapi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kepercayaan. b. Karya seni rupa ini digunakan dalam upacara ritual atau kepercayaan. c. Bentuk karya seni rupa gaya ini terkesan misteri (kerahasiaan), magic (hal gaib), dan makna lambang. Bentuk karya seni rupa gaya primitif kebanyakan bersifat a. tercipta dengan ekspresif (penuh emosional atau ungkapan perasaan) b. proporsi bentuk tidak sempurna atau tidak wajar, penuh distorsi (pengeliatan, penyangatan, dan pengurangan) atau dilebih-lebihkan. c. karya yang d

5 Kriteria KArya Seni Rupa Terapan Yang Baik

Berikut adalah kriteria karya seni rupa terapan yang baik yaitu: Ide Seseorang dalam menanggapi alam akan timbul kekaguman terhadap keindahannya sehingga muncul gagasan untuk menuangkan ke dalam karya seni rua. Suatu kondisi pribadi dan status seseorang karena pengalaman yang berbeda-beda menentukan persepsi baru. Setiap pribadi yang terbentuk dengan kukuh dan kuat dibina oleh unsur-unsur dari dalam (internal) dan unsur-unsur dari luar(ekesternal). Seorang seniman bermutu akan menghasilkan karya khas pribadi dengan simbol pribadinya. Dengan demikian simbol tersebut dapat ditangkap oleh orang di sekitarnua sehingga menjadi suatu karya seni yang berbobot dan komunikatif. Kreativitas Penciptaan karya seni dengan menwujudkan sesuatu yang belum pernah ada, mempunyai arti dan nilai baru disebut kreativitas. Daya kreasi yang kuat berarti kekuatan menciptakan hal-hal baru dalam karya seni rupa yang baik akan terkandung unsur kreativitas yang kuat. Komposisi Karya yang baik memili