Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2011

KH. Abdul Hamid, Pasuruan

KH. Abdul hamid Lahir pada tahun 1333 H, di Desa Sumber Girang, Lasem, Rembang, Jawa Tengah.Wafat 25 Desember 1985.Pendidikan: Pesantren Talangsari, ]ember; Pesantren Kasingan, Rembang,Jateng; Pesantren Termas, Pacitan, Jatim. Pengabdian: pengasuhPesantren Salafiyah, Pasuruan Kesabarannya memang diakui tidak hanya oleh para santri, tapi juga olehkeluarga dan masyarakat serta umat islam yang pernah mengenalnya.Sangat jarang ia marah, baik kepada santri maupun kepada anak danistrinya. Kesabaran Kiai Hamid di hari tua, khususnya setelah menikah,sebenarnya kontras dengan sifat kerasnya di masa muda. “Kiai Hamid dulu sangat keras,” kata Kiai Hasan Abdillah. Kiai Hamidlahir di Sumber Girang, sebuah desa di Lasem, Rembang, Jawa Tengah,pada tahun 1333 H. Ia adalah anak ketiga dari tujuh belas bersaudara,lima di antaranya saudara seibu. Kini, di antara ke 12 saudarakandungnya, tinggal dua orang yang masih hidup, yaitu Kiai Abdur Rahim,Lasem, dan Halimah. Sedang dari

Profil: KH. Muhammad Yahya, Gading, Malang

Kyai Haji Muhammad Yahya dilahirkan pada tahun 1903 M, di desa Jetis, 10 km arah barat kota Malang, perjalanan kearah kota Batu. Saat ini, desa jetis berada di wilayah kerja kecamatan Dau, kabupaten Malang dan berbatasan langsung dengan kelurahan Tlogomas yang sudah berada di wilayah kerja kecamatan Lowokwaru, Kotamadya Malang. Meskipun lahir di daerah Malang, namun sebenarnya kiai Yahya memiliki darah keturunan Jawa Tengah, tepatnya daerah Juwana, kabupaten Pati. Karena ayahandanya, kiai Qoribun dan ibunda nyai Sarmi adalah penduduk asli Juwana. Dari perkawinan kiai Qoribun dan nyai Sarmi itulah kiai Yahya dilahirkan sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara. Dengan demikian beliau memiliki tiga kakak dan tiga adik. Kakak pertama dan kedua adalah perempuan, yaitu Ratun dan Tasmi, sedangkan kakak ketiganya adalah seorang laki-laki yang bernama Abdul Hamid. Ketiga adik beliau kesemuanya laki-laki, yaitu Subadar, Jayadi dan si bungsu Nasibun. Sejak kecil

Wasiat KH. Muhammad yahya, Gading,Malang

Asy-Syauqi dalam syairnya pernah berkata : manusia dilahirkan dalam keadaan mengangis dan orang disekelilingnya tertawa bahagia atas kelahirannya, maka seharusnya pada saat ia meninggal maka yang terjadi adalah sebaliknya. Ia meninggal dalam keadaan senyum dan orang disekelilingnya menangis bersedih atas kepergiannya. Syair inilah yang menggambarkan kepergian seorang ulama pengasuh umat, almukarrom KH. M Yahya, 36 tahun yang lalu. Sosok ulama sufi yang telah begitu banyak berjuang, baik untuk ummat maupun untuk bangsa tercinta. Beliau memang telah pergi meninggalkan kita semua, tapi ajaran, wasiat dan nasehat beliau akan terus dikenang dan dijalankan oleh semua murid-murid dan keluarga beliau. Sikap sufi dan keteladanan yang beliau miliki sebagian dapat kita lihat dan pelajari dari nasehat-nasehat beliau yang tertuang dalam cuplikan buku biografi beliau. Almukarrom adalah sosok ulama yang selalu menekankan belajar (ngaji) dan belajar, tidak pedul

KH. Achmad Asrori Al-ishaqi

SURABAYA - Keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) berduka. Salah satu ulamanya yang bergiat di bidang thoriqoh, KH Asrori Al Ishaqi, Selasa (18/8) dinihari meninggal dunia. Dia dikenal sebagai pemimpin Pondok Assalafi Al Fithrah, di Jalan Kedinding Surabaya ”Beliau kiai karismatik dan istikamah menjaga amalan warga NU di bidang tasawwuf dengan bergiat di thoriqoh,” kata Rois Syuriah PWNU Jatim, KH Miftakhul Akhyar di Surabaya, kemarin. Meninggalnya Kiai Asrori sungguh mengagetkan,mengingat usia kiai thoriqoh ini belumlah terlalu tua. Yang bersangkutan dipanggil Yang Maha Kuasa di usia 58 tahun. Kepergiaannya untuk menghadap Sang Khalik membuat ribuan jamaahnya merasakan duka mendalam dan meneteskan air mata. Saat dilangsungkan prosesi pemakaman di komplek pondoknya, umat Islam menyemut dan melantunkan kalimah thoyyibah. Tak ketinggalan karangan duka cita dari banyak tokoh nasional, Jatim, dan Surabaya dikirimkan ke rumah duka. Di antaranya karangan bunga dari Presiden SBY,

Pramuka: Peringatan ke-50 Hari Pramuka

Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertindak sebagai Pembina Upacara dalam peringatan ke-50 Hari Pramuka di Taman Rekreasi Wiladatika, Cibubur, Jakarta, Minggu (14/8) sore. Perayaan tahun ini mengangkat tema ‘Satu Pramuka untuk Satu Indonesia, Jayalah Indonesia’ dan subtema ‘Pramuka Penyelamat Generasi Muda’. Ketua Kwartir Nasional Azrul Azwar mengatakan dalam sambutannya, sesuai tujuan pencanangan gerakan revitalisasi Pramuka, lima tahun lalu, Gerakan Pramuka Indonesia telah meluncurkan banyak program. “Untuk lebih meningkatkan citra Gerakan Pramuka agar diterima masyarakat telah dilakukan berbagai kegiatan, di antaranya jambore di internet, penerbitan radio pramuka, dan penerbitan buku-buku pramuka,” ujar Azrul. Usai sambutan Ketua Kwartir Nasional, acara dilanjutkan dengan penganugerahan tanda jasa Pramuka kepada mereka yang dianggap berjasa memajukan Pramuka. Mereka, antara lain, Kapolri Jenderal Timur Pradopo, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, dan Gubernur

Seni Rupa: Unsur-Unsur Seni Rupa

1. Garis Garis adalah hubungan dua titik/jejek-jejak titik yang bersambungan atau berderet. Dalam gambar, garis adalah aktual/nyata. Dalam seni lukis/patung, garis bersifat maya atau berupa kesan karakter garis tergantung pada alat dan bahan yang digunakan seperti: karakter garis dengan pensil berbeda dengan goresan kapur, begitu pula tekanan tangan dalam menggores. Dalam seni kriya garis bisa didapat dengan berbagai teknik pahatan dan cawian. Garis yang tampak pada pahatan bisa berbentuk garis lurus, lengkung, mendatar, zigzag, keras ataupun tipis. Garis adalah unsur yang paling penting/elementer dalam seni rupa. Garis adalah hubungan dua buah titik atau jejak-jejak titik yang bersambungan atau berderet yang dapat menghasilkan irama. Secara historis jenis seni rupa yang menggunakan garis (kontur) ada di gua-gua yang bertolak dari keinginan untuk menggaris. Pedoman yang kuat dan ampuh bagi seni, dan buat kehidupan ini, adalah bahwa makin tajam, nyata, dan kuat garis batasnya, makin

Al-Habib Syekh Abdul Qodir Assegaf

Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf adalah salah satu putra dari 16 bersaudara putra-putri Alm. Al-Habib Abdulkadir bin Abdurrahman Assegaf ( tokoh alimdan imam Masjid Jami' Asegaf di Pasar Kliwon Solo), berawal dari pendidikan yang diberikan oleh guru besarnya yang sekaligus ayah handa tercinta, Habib Syech mendalami ajaran agama dan Ahlaq leluhurnya. Berlanjut sambung pendidikan tersebut olehpaman beliau Alm. Habib Ahmad binAbdurrahman Assegaf yang datang dari Hadramaout. Habib Syech juga mendapat pendidikan, dukungan penuh dan perhatian dari Alm. Al-Imam, Al-Arifbillah, Al-Habib Muhammad Anis bin Alwiy Al-Habsyi (Imam Masjid Riyadh dan pemegang magom Al-Habsyi). Berkat segala bimbingan, nasehat,serta kesabaranya, Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf menapaki hari untuk senantiasa melakukan syiar cinta Rosull yang diawali dariKota Solo. Waktu demi waktu berjalan mengiringi syiar cinta Rosullnya, tanpa di sadari banyak umat yang tertarik dan mengikutimajelisnya, hingga

Mts Negeri Kunir: Profil

MTs Negeri Kunir Kab. Blitar Berdiri Sejak 1969 merupakan Lembaga Pendidikan Tingkat MTs yang tertua dan terbesar dilingkungan Departemen Agama Kabupaten Blitar. Letaknya strategis, nyaman, berada dilingkungan pondok pesantren AL-KAMAL,ditunjang dengan fasilitas belajar mengajar yang memadai, serta tenaga pengajar yang profesional dengan formula Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) sehingga tidak diragukan lagi bahwa MTs Negeri Kunir merupakan alternatif terbaik sebagai wadah mengembangkan generasi yang berilmu, beriman dan bertaqwa. VISI Unggul dalam Mutu berpijak pada Iman dan Taqwa MISI 1. Mengembangkan Kurikulum secara berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan, keadaan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan tuntutan dunia global. 2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang efektif. 3. Mengupayakan terlaksananya ilmu amaliyah dan amal ilmiah. 4. Mengoptimalkan tenaga kependidikan dalam melaksanakan proses belajar mengajar secara disiplin dan

Tugas Siswa

Adik-adik siswa kelas VII MTs Negeri Kunir berikut adalah tugas Seni Budaya yang perlu adik-adik kerjakan buat latihan di rumah.... Soal Latihan langkah mengerjakan sebagai berikut: 1. Unduh Soal Latihannya>>.>>di SINI 2. Kerjakan Soal latihan tersebut dengan tepat dan benar di atas selembar kertas HVS atau Folio bergaris. 3. Apabila terdapat kesulitan dalam mengerjakan soal tersebut dapat mengajukan pertanyaan lewat e-mail atau pesan FB. 4. Setelah selesai mengerjakan harap setelah hari raya dikumpulkan di Meja Guru Seni Budaya Kelas VII 5. Ini ada sedikit materi tambahan yang perlu adik-adik pelajari....... KLIK DISINI